Saya suka sekali menyimpan kartu-kartu ucapan. Entah itu kartu ucapan selamat atas pernikahan, kartu ucapan selamat atas kelahiran anak-anak saya, kartu ucapan selamat ulang tahun, dsb. Walaupun tidak ditulis di atas kartu yang cantik melainkan hanya di atas kertas yang digunting seadanya pun tetap saya simpan.Bagi saya,kartu-kartu tersebut adalah doa yang abadi.Membacanya ulang, juga membuat saya kembali merasakan kebahagiaan kala itu :)
Ketika saya sedang bersiap-siap pindah rumah, saya menemukan kembali kartu-kartu ucapan yang berharga itu. Harta karun terpendam :D Saya pun membaca ulang satu persatu. Ah, jadi teringat perasaan saya ketika menimang buah hati untuk yang pertama kalinya. Membaca doa-doa yang ditulis di atas kertas, membuat saya introspeksi kembali dengan peran saya sebagai ibu. Saya juga dipaksa mengingat kembali, mimpi saya untuk menjadi ibu yang hebat bagi anak-anak saya.
Sudah hampir 6 tahun berlalu, dan saya bukanlah ibu yang sempurna. Kadang rasa lelah membuat saya jadi pribadi penuh emosi. Lalu sebuah kartu ucapan pemberian salah satu Om saya, menjadi peringatan bagi saya.
Sebelas Permintaan Anak Tak Terucap
- Cintailah aku sepenuh hati.
- Aku ingin jadi diri sendiri, maka hargailah aku.
- Cobalah mengerti aku dan cara belajarku.
- Jangan memarahiku di depan orang lain.
- Jangan bandingkan aku dengan kakak dan adikku.
- Usiaku makin bertambah, maka jangan selalu menganggapku sebagai anak kecil.
- Biarlah aku mencoba, lalu beritahu jika aku salah.
- Jangan membuat aku bingung, maka tegaslah padaku.
- Jangan ungkit-ungkit kesalahanku.
- Ayah dan Bunda, jangan lupa. aku adalah fotocopymu.
- Aku adalah ladang pahala bagimu.