Berkemah bersama keluarga memang sudah saya cita-citakan sejak lama. Jadi pas libur Lebaran, pas kami tidak mudik..pas bisa camping! Sebenarnya alasan tahun ini tidak pulkam karena hendak berhemat mengingat akan ada perjalanan lain yang sudah kami rencanakan, tapi melihat anak-anak diam di rumah kok kasian juga. hehe..
Saya pun tinggal mengeluarkan stock lokasi bumi perkemahan dari "bucket list", dengan urutan pertama "Kampung Cai Ranca Upas" yang berada di daerah Ciwidey, Kabupaten Bandung. Selain dikarenakan banyak kegiatan yang bisa dilakukan di sana, Ranca Upas juga merupakan salah satu spot Milky Way yang keren! Apalagi menurut info yang saya baca, di sana hawanya super duiingiin! Anak-anak dijamin suka.
Persiapan (mepet) pun dimulai. Kami berencana akan memulai perjalanan ke Ciwidey pada hari senin subuh. Sehari sebelumnya, sepulang dari gereja kami berbelanja perbekalan hingga kupluk dan sarung tangan untuk anak-anak. Niat hati ingin menyewa tenda dari rumah, tapi dari setiap daftar yang saya punya kok semuanya tidak bisa dihubungi. Ada satu yang kami datangi langsung ke alamat yang tertera, eh, kosong, kata tetangga mereka tidak menyewakan tenda dsb. Hmm.. Giliran sambungan telepon diangkat dan betul mereka menyediakan jasa sewa peralatan camping, eh, orangnya sedang mudik ke Jawa. Okehlah, ganti halauan, sewa di tempat saja, meskipun lebih mahal, ambil sisi baiknya jadi tidak perlu susah-susah mendirikan tenda. xixixi..
Keberangkatan. Hari ke-1
![]() |
Disambut sinar mentari pagi. |
Perjalanan lancar, karena mungkin sebagian orang tengah mudik. Sekitar pukul enam pagi kami sudah keluar Tol Soroja lalu sampai di stadion Jalak Harupat, Soreang. Dari situ lurus saja terus mengikuti jalan sampai ketemu Jl.Raya Soreang-Ciwidey. Ikuti plank hijau saja, ya.. atau pake Waze, bisa juga bertanya pada penduduk setempat.
Enaknya di Ciwidey, terdapat banyak sekali objek wisata. Jadi sebelum menuju ke buper, kami berencana singgah di beberapa tempat. Jalanan ini kecil ya, meski dua arah dan akan terus menanjak. Makin lama udara dingin pun makin terasa, sampai-sampai kami membuka kaca mobil, sekaligus membantu kerja mesin mobil yang harus menanjak. hehe..
Sebuah pesan WA dari Pak Rustandi masuk, mengabarkan tenda yang saya pesan sudah disiapkan dan beliau memberikan nomor Pak Nanang yang akan in-charge saat kami tiba di Ranca Upas. Bagi yang ingin menyewa tenda di tempat, silakan menghubungi Pak Rustandi di nomor 0821-1584-8212.
Kami pun melanjutkan perjalanan tanpa itinerary khusus..seketemunya saja. Mana tempat wisata yang kami lewati dan tertarik untuk disinggahi ya, kami mampir.
Tak lama laju kendaraan sedikit memelan, rupanya barisan kendaraan tengah mengantri masuk ke sebuah tempat wisata..Kawah Putih! Kami pun mengikuti beberapa mobil yang sudah lebih dulu berbelok ke kiri.
![]() |
Di Kawah Putih yang mempesona. |
Puas menikmati Kawah Putih yang saat itu lumayan ramai, sehingga menyebabkan kebocoran pada foto.. *halah, perut kami mulai berteriak minta diisi. Untunglah Emak sudah menyiapkan rantang perbekalan, jadi sampai di mobil langsung buka bagasi. Anak-anak sih, sudah terbiasa makan dalam kondisi seperti ini, di manapun, kapanpun :D Entah karena cuaca dingin dan lelah sehabis mengitari Kawah Putih atau karena masakan Emak yang enak, rantang pun bersih. Yeay!!
Rupanya letak Kawah Putih ini bersebrangan dengan Kampung Cai Ranca Upas, kurang lebih 500 meter dari entry gate, terletak di sebelah kanan jalan bila dari arah Soreang. Tapi karena hari masih pagi, kami pun memutuskan untuk terus ke atas menuju Danau Situ Patenggang. Sepanjang jalan kami melewati hamparan kebun teh di sisi kanan dan kiri. Sungguh menyegarkan mata. Cantik sekali!
Rencana menjelajahi Ciwidey sampai setidaknya pukul tiga sore batal, lantaran semua sudah kelelahan dan ingin cepat-cepat menselonjorkan kaki. Jadi kami pun memutuskan untuk segera ke Ranca Upas. Dari Danau Situ Patenggang kami berbalik arah, kali ini jalan yang kami lalui terus menurun. Begitu main gate bertuliskan Kampung Cai Ranca Upas terlihat, kami pun berbelok dan jalan terus hingga tiba di depan gerbang tiket, jaraknya kira-kira satu kilometer.
Kami disambut petugas yang menanyakan apakah kami hendak berkemah atau tidak, karena memang biaya masuk dan berkemah itu beda lagi. hehe..
HTM-nya Rp15.000,- / orang, sedangkan untuk berkemah dikenai tambahan biaya Rp10.000,- / orang / malam. Kendaraan roda empat yang masuk pun dihitung per hari dengan tarif Rp10.000,-. walau dari yang saya baca, tarifnya lebih murah sebenarnya. Mungkin karena libur lebaran, ya..
Begitu memasuki area bumper, saya pun menghubungi Pak Nanang. Beliau mengantarkan kami untuk memilih lokasi di mana tepatnya tenda akan didirikan. Di sini terdapat beberapa blok untuk area camping. Kita bebas memilih mau mendirikan tenda dekat toilet, dekat dengan kolam renang dan penangkaran rusa atau persis di sebelah mobil juga bisa. Yang tidak mau repot-repot masak, bisa juga mendirikan tenda persis di depan jejeran warung makan. Pokonya berkemah di sini nggak usah kuatir soal perut dan urusan BAB/BAK. Kalau soal mandi sih, namanya di gunung bakalan jarang mandi. xixixi..
Karena saya sudah berencana untuk masak sendiri, jadi kami memilih area yang agak sepi, biar lebih berasa camping-nya. Tapi juga jangan sepi-sepi banget. wkwkwk. Jangan kuatir, meski pun Ranca Upas banyak penggemarnya dan selalu ramai saat musim liburan, namun selalu ada area tersembunyi. Seperti kemarin, ada serombongan anak muda yang berkemah jauh menjorok ke dalam dari kemah tempat saya. Suami sampai bingung, itu kok ada anak muda keluar dari pepohonan? Iseng saya sama si bungsu ke sana. Betul! Ada jalan kecil dan sempit di antara dua sisi pepohonan yang menembus ke tanah lapang.
"Oh ada tempat kemah lagi di sini ya, Pak!" sapa saya kepada seorang petugas yang kebetulan berpapasan di lorong sempit tadi.
"Ada donk, Neng. Ini blok 9!"
Wuih! Mantep memang Ranca Upas!
Balik ke tenda, udara dingin sudah mulai menusuk-nusuk. Suami sedang membeli seikat kayu bakar untuk menghangatkan badan. Satu ikat kayu bakar dihargai Rp 15.000,- saja.
Oh iya, tenda yang kami sewa seharga Rp 300.000 / malam dengan kapasitas 5-7 orang, dan sudah dilengkapi matras. Pak Nanang juga menyewakan sleeping bag seharga Rp 25.000,- / malam. Ini wajib banget ya! Mengingat cuaca malam menjelang subuh akan dingin-dinginnya. Menurut info yang saya baca bisa mencapai 0 derajat! Mantap!!
Matahari belum juga terlelap sepenuhnya tapi beberapa api unggun telah menyala. Termasuk api unggun kami. Sengaja kami menyalakannya di bekas api unggun sebelumnya, jadi tidak terlalu merusak rumput. Kalau sudah dingin-dingin begini, enaknya makan mie instan dan ngopi! Nikmat banget!
Anak-anak senang sekali menikmati cuaca dingin dan malam penuh bintang ditambah makan mie instan rebus pake telor!
Pukul tujuh malam, udara dingin semakin kejam. Batin saya, bagaimana nanti pukul tiga pagi ya?! Brr.. Kami seru-seruan sambil memainkan napas naga. Betul! Tiap kami bicara, uap dingin pun menyembur dari mulut. Buat anak-anak itu seru sekali!!
Setelah api unggun habis, kami pun tak tahan untuk segera memasuki tenda. Niat hati untuk main uno ditunda dulu. Anak-anak kami suruh tidur, kebetulan mereka juga tidak tidur siang. Tidur kami diselingi tangisan anak kecil dari tenda belakang dan nyanyian anak muda dari tenda depan. Lumayan lah untuk mengisi sepi. hehe..
Saya dan suami nggak bisa tidur pulas lantaran kedinginan. Berkali-kali kami terbangun.
"Yah, jam berapa?"
Suami meraih jam, "Jam tiga pagi."
"Apa?! Baru jam tiga!" Saya menggigil. Penderitaan saya masih panjang rupanya. haha..
Anak saya yang sulung tau-tau terbangun, kepingin pipis. Kami berdua melepas kaos kaki supaya tidak basah saat di kamar mandi nanti. Begitu buka tenda, edan! Udara dingin makin menggila! Cepat-cepat kami melangkahkan kaki menuju toilet terdekat. Untung ada beberapa anak muda yang juga hendak ke toilet, jadi kami menumpang penerangan. xixixi..
Amazingnya.. kami berdua sempat melihat ribuan bintang di langit! Ah, indahnya.. tapi boro-boro mau moto, lha, tangan kami saja beku dan kaku. wkwkwk.
Sekembalinya kami di tenda, cepat-cepat menutup retsleting tenda, mengenakan kaos kaki dan bergelung di bawah selimut sembari berharap matahari akan segera datang.
Hari Ke-2
Pagi-pagi, tenda kami basah, rumput di sekitar kami juga sama. Bahkan tas yang kami letakkan di tepi tenda ikut basah. Keputusan tepat kami memilih tenda yang besar, jadi kami aman di tengah, kalau mepet pasti lebih dingin dan barang-barang di dalam tenda bisa basah semua. Tenda depan kami yang tidak memiliki outer sampai-sampai merelakan beberapa pakaian mereka untuk melapisi tenda agar tidak kebocoran.
![]() |
Kehadiran Sang Surya tak jua menyapu dingin. |
Waktunya sarapan sekalian nge-charge hp. Haha.. jadi kami menuju warung terdekat, warungnya Bu Nanang, istrinya Pak Nanang--yaiyalah :p. Saat kami melewati parkiran, kendaraan tampak basah seperti habis diguyur hujan, padahal (cuma) embun :p
![]() |
Buah tangan dari Ranca Upas |
Setelah perut kenyang dan baterai HP full kembali, kami memutuskan untuk meng-explore sekitar area bumper. Pertama ke spot foto yang instagramable, letaknya di luar gerbang tiket dan dikenai HTM @Rp 10.000,-. Tempatnya enak dan banyak spot foto yang unik seperti rumah pohon, rumah hobbit, ladang bunga, jejeran Pohon Pinus dan masih banyak lagi. Si bungsu senang sekali mengumpulkan bunga pinus untuk dibawa pulang. Di area sini juga bisa berkemah, lho! Tapi biayanya berbeda, agak lebih mahal sedikit, sekitar Rp 20.000,- / malam, karena memang ini di luar gerbang loket Ranca Upas, ya..
![]() |
Santai sejenak di atas hammock |
Puas mengumpulkan stok-stok foto, kami pun melanjutkan perjalanan menuju area Penangkaran Rusa. Di sini tidak dipungut biaya. Sebagai gantinya pengunjung bisa membeli wortel dan kangkung untuk diberikan kepada rusa-rusa nantinya. Seikat wortel seharga Rp 10.000,- dan seikat kangkung seharga Rp 5000,- saja.
Rusa-rusanya sangat lucu dan menggemaskan. Mereka juga jinak, lho. Ada yang senang sekali difoto, ada juga yang pemalu dan memilih berdiam di sudut. Kami menghampiri yang pendiam ini sembari memberi makan dan sekalian minta foto bareng. hehe..
![]() |
Senangnya memberi makan Rusa Jawa yang jinak. |
Sudah tengah hari, waktunya mengisi perut, maka kami pun kemali ke tenda. Saya memasak nasi lalu menggoreng ayam hip dan kornet. Tanpa cool box tetap awet ternyata. Ada untungnya berkemah di tempat dingin. Hehe..
![]() |
Kapan lagi bisa bermain uno di bawah tenda. |
Kami segera berkemas-kemas lalu menghubungi Pak Nanang. Setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal di tenda dan juga tidak ada sampah yang tercecer, kami pun dadah bye bye pada tenda biru yang menanungi kami semalaman. hehe..
Sebelum pulang, anak-anak berenang dulu. Masih di area Ranca Upas, letaknya persis di sebelah Penangkaran Rusa. Kolam renangnya lumayan lengkap, ada perosotan spiral dan ember tumpah dengan HTM @Rp 15.000,- Oiya, ini kolam air hangat ya, jadi jangan takut kedinginan.


Meskipun hanya sebentar tapi pengalaman ini sangat berkesan bagi anak-anak. Bahkan mereka sudah meminta untuk kembali ke Ranca Upas. Tenang kiddos, masih banyak lokasi bumper di bucket list emak ;)
Barang-barang yang perlu dibawa:
- Baju hangat seperti jaket, sweater, windbraker (lebih baik), kaos kaki, kupluk, sarung tangan, syal.
-Wajib bawa sleeping bag plus selimut tebal.
-Beberapa baju lebih. Siapa tau dibutuhkan untuk berpakaian rangkap.
-Body lotion, lip balm, juga sunblock. Sebab kulit dan bibir menjadi sangat kering. Cuaca di siang hari cukup panas.
-Senter
-Lampu emergency
-Air galon. Lebih hemat dari pada kemasan botol.
-Bekal yang banyak. Udara dingin sukses membuat lapar. Hehe..
-Tenda dengan outer / layer berlapis. Kalau tidak mau kebasahan saat tidur, padahal nggak hujan.
Fasilitas yang tersedia di Ranca Upas:
-Mushola
-Toilet dan Kamar Mandi
-Panahan
-Berkuda
-Kolam renang air hangat
-Penangkaran Rusa
-Warung makan
-Bak sampah besar. Selesai camping, buang sampah di sini ya!
-Penyewaan tenda + matras, sleeping bag, dan petromax. Di luar itu, bawa sendiri dari rumah, ya..
Akhir kata, Selamat Berkemah!