Puji Tuhan, kedua-duanya lolos, sehingga bisa mejeng di Kompas Klasika Nusantara Bertutur untuk 2 minggu berturut-turut. Akhir tahun yang manisss, khususnya buat saya yang baru belajar menulis ;)
Terima kasih, ya, Nubi (Nusantara Bertutur)...ilustrasinya pun saya suka ^_^
Berikut cerpen saya di Nubi dengan tema Hari Natal, berjudul 'Arti Natal'. Semoga bermanfaat, ya, teman-teman. Terima kasih sebelumnya :)
Arti
Natal
Oleh:
Vina Maria A
“Bu, kapan kita membeli
baju baru untuk Misa Natal besok?” tanya Kinar pada Ibu yang sedang mengiris
daun bawang.
Ibu
menghela napas. “Natal kali ini, Kinar tidak membeli baju baru dulu, ya. Ibu
sama Bapak baru saja melunasi biaya studi wisata kamu dan kakakmu. Baju Kinar juga
banyak dan masih bagus-bagus, kan?”
“Tapi,
Bu, teman-teman Kinar pasti memakai baju
baru. Kinar malu, nanti Kinar sendirian yang pakai baju lama,” rajuk Kinar.
“Lho,
memangnya kalau Misa nanti, kalian akan berisik meributkan baju baru bukannya khusyuk
berdoa?” tanya Ibu.
“Ah,
Ibu kuno!” Kinar meninggalkan Ibu lalu pergi bermain.
**
Kinar
sudah membayangkan sebuah gaun cantik berwarna
merah. Bila dipakai sambil berputar, roknya akan megar seperti gaun puteri
kerajaan. Tapi, Ibu malah tidak mau membelikannya. Kalau tidak memakai baju
baru bukan Natalan namanya, pikir Kinar.
Dari
jauh, Kinar melihat Sasa teman sekelasnya. Sepertinya dia membawa banyak sekali
kertas kado. Tapi buat apa?
“Sasa,
main yuk!” Kinar melambaikan tangannya pada Sasa.
Sasa
pun menghampiri Kinar, “Maaf, Kinar. Hari ini aku ada tugas penting, jadi tidak
bisa bermain dulu. Atau kamu mau membantu aku?” ajak Sasa.
“Membantu apa?” tanya Kinar
penasaran.
“Nanti
kamu juga akan tahu, yuk!” Sasa segera mengamit tangan Kinar.
**
Di
ruang tamu Sasa berserakan berbagai macam peralatan sekolah, beberapa kotak
makan dan tempat minum.
“Tolong
bantu aku membungkus kado, ya,” pinta Sasa.
“Untuk
siapa kado sebanyak ini, Sa?” tanya Kinar.
“Tiap
Hari Natal, aku menyumbang kado ke Panti Asuhan. Ini hasil dari tabunganku
sendiri selama satu tahun, lho,” ujar Sasa bangga.
Kinar
mengambil sebuah kotak pensil lalu membungkusnya. “Kamu sudah beli baju baru
buat Misa besok, Sa?” Kinar kembali teringat dengan masalahnya.
Oh,
aku nggak beli baju baru. Kasihan Ayah
dan Ibuku baru membayar biaya studi wisata yang tidak sedikit,” jawab Sasa.
Memang studi wisata ke Batu, Malang untuk 3 hari 2
malam, biayanya tidak sedikit, pikir Kinar. “Tapi kamu kan punya tabungan, Sa.
Kenapa dihabiskan untuk membeli kado-kado ini? Padahal bisa untuk membeli baju
baru.”
Sasa
tersenyum. “Bajuku masih banyak yang bagus kok. Ayahku juga pernah bilang bahwa
arti Natal yang sesungguhnya adalah berbagi dengan sesama dan kebersamaan bukan
sekadar baju baru. Aku masih bisa merayakan Natal bersama Ayah dan Ibu,
sementara mereka anak-anak yatim piatu. Tapi bukan berarti nggak boleh memakai
baju baru di hari Natal, lho.”
Kinar
jadi malu mendengarnya. Bukannya bersyukur masih bisa merayakan Natal bersama keluarganya,
malah meributkan baju baru. Natal tanpa Ayah dan Ibu, pasti rasanya sepi
sekali.
“Sa,
aku boleh ikut ke panti asuhan nggak?” tanya Kinar.
“Boleh
dong!” jawab Sasa.
“Natal
tahun depan, aku juga menyumbang kado ya, Sa,” sahut Kinar lagi.
Sasa
mengangguk senang. (Vin)
**