Setelah pengalaman berkemah kemarin, anak-anak kembali meminta jalan-jalan. Apalagi jatah libur Bapake masih tersisa. Wokehlah, Emak gercep alias gerak cepat mencari lokasi liburan terdekat. Berhubung anak-anak masih belum bisa move-on dari dinginnya Ranca Upas, jadi pilihan kembali ke daerah Dataran Tinggi.
Bapake usul ke daerah Sukabumi. Mamake segera browsing apa-apa saja yang menarik di Sukabumi. Pilihan pun jatuh ke Danau Situ Gunung yang berada pada ketinggian sekitar 850 mdpl di kaki Gunung Gede Pangrango. Hmm, udaranya pasti sejuk dan segar. Cocok dengan harapan anak-anak.
Keesokan harinya kami berangkat sekitar pukul 10:30 pagi, eh, sudah menjelang siang dink :D Maklum persiapan mendadak. Hehe..
![]() |
Perbekalan.. 😁😁 |
Situ Gunung sendiri terletak di desa Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Sekitar 16 Km dari pusat kota Sukabumi dan merupakan bagian dari Taman Nasional Gede Pangrango.
Untuk transportasi umum menuju lokasi, kalian bisa menggunakan Kereta Api atau Bus.
Bila hendak naik kereta api, naiklah kereta jurusan Sukabumi dan turun di stasiun Cisaat. Dari stasiun Cisaat, kalian bisa mencarter angkot langsung menuju Situ Gunung atau naik angkot menuju pertigaan Polsek Cisaat. Dari situ, kalian bisa mengendarai ojek atau naik angkot merah jurusan Terminal Kadudampit, bilang saja mau ke Situ Gunung.
Jika naik bus jurusan Sukabumi, juga sama ya..turun saja di pertigaan Polsek Cisaat. Lanjut naik ojek atau angkot merah.
Kalau kami memulai perjalanan dari Tangerang menggunakan kendaraan pribadi, masuk ke Tol Dalam Kota kemudian ambil arah Bogor masuk ke Tol Jagorawi kemudian exit di Ciawi. Dari sini lurus saja mengikuti daerah Rancamaya-Cicurug-Cibadak-Cisaat. Berhubung kemarin Tol Bocimi sedang ditutup jadi kami lewat jalur biasa.
Ada beberapa jalur alternatif untuk menghindari daerah Cicurug dan Cibadak yang lumayan padat. Kemarin kami mengambil jalur alternatif sebelum memasuki daerah Cicurug. Patokannya adalah saat baru masuk Cicurug, perhatikan patung angsa di sebelah kanan (Taman Angsa). Melewati sedikit dari Taman Angsa, belok ke kiri. Nanti ada petunjuk arah tentang jalur alternatif menuju Sukabumi (plank hijau), ikuti saja jalannya sampai tembus di Cibadak.
Sekitar tiga jam kami berkendara, dengan jeda berhenti untuk makan, kami pun tiba di pertigaan Polsek Cisaat. Ada petunjuk jalan bertuliskan Wisata Situ Gunung. Dari sini kami belok ke kiri. Nah, sampai di sini tinggal lurus saja sampai mentok, karena gerbang utama wisata danau memang terletak di ujung jalan. Hehe..
Kondisi jalan sudah mulus meskipun sedikit sempit, khas jalan-jalan menuju dataran tinggi. Jarak dari pertigaan sampai gerbang utama danau adalah 9 km dengan medan yang terus menanjak.
Sampai di sana, kami segera menuju penginapan Villa Cemara yang letaknya bersebelahan dengan gerbang utama wisata danau. Sengaja kami memilih menginap di sini, selain dekat juga banyak ulasan mengenai tempat yang nyaman, kamar yang bersih, dan pemiliknya yang ramah.
Villa Cemara adalah milik dari sepasang suami-istri sepuh bernama Pak Santoso dan Ibu Tuti. Kami menyewa satu kamar, dengan satu tempat tidur tingkat dan satu double bed (lebih kecil dari double bed namun lebih besar dari single bed).Cukuplah untuk kami berlima, tiga dewasa dan dua anak.
![]() |
Kamar yang kami tempati, kamar No.3 |
![]() |
Pemandangan dari balkon kamar |
Villa Cemara ini terdiri dari dua bangunan, rumah bata dan rumah kayu. Rumah kayu disewakan satu rumah,terdiri dari tiga kamar, dua kamar mandi, dapur, ruamg makan, teras samping dan teras belakang. Masing-masing kamar terdapat dua bunk--tempat tidur tingkat.
Bagian dalam dari Rumah Kayu
Rumah bata terdiri dari dua tingkatan. Hanya bagian atas saja yang disewakan dengan tiga kamar, dua kamar berkapasitas empat orang dewasa, satu kamar untuk dua dewasa. Bagian bawah merupakan tempat tinggal pemilik. Tempatnya sangat asri, apalagi banyak dihiasi bunga-bunga dan tanaman koleksi Ibu Tuti. Jangan khawatir soal makan, bisa pesan ke Ibu Tuti. Masakan beliau enak. Mau beli makan di luar juga bisa, banyak jajanan. Hehe.. Hari pertama kami putuskan untuk beristirahat di villa sambil menyeruput kopi dan menyantap roti panggang buatan Ibu Tuti.
Keesokan harinya kami bangun pukul 5:30, segera bersiap-siap mandi dan memesan sarapan pagi nasi goreng. Saya juga sempat membuat mie goreng untuk perbekalan kami di pantry yang memang tersedia. Sebelumnya sudah minta izin dulu pada Bu Tuti.
Kami membeli tiket seharga Rp 50.000,- untuk dewasa, htm anak saya lupa harganya. haha.. Untuk anak di bawah 5 tahun gratis. Tiket ini sudah termasuk tiket masuk jembatan suspension, curug sawer, danau, dan welcome drink. Hitungannya murah dan praktis. Jadi nggak perlu dikit-dikit bayar, ya.
![]() |
Menuju loket. |
Atas saran Bu Tuti kami memulai perjalanan kami dengan mengunjungi Suspension Bridge, untuk menghindari antrian karena jumlah pengunjung yang dibatasi.
Suspension Bridge
Jempatan gantung ini sebenarnya belum resmi dibuka, pasalnya pembangunan area penunjang di sekitar jembatan belum selesai. Tapi karena minat masyarakat yang tinggi, maka dibukalah hanya saat libur lebaran seperti sekarang (2018). Soalnya teaser-nya juga gencar, jadi pada penasaran ,deh. Well, lucky me!
Jempatan yang tergantung setinggi 150 meter dengan panjang 240 meter, merupakan jalan pintas menuju Curug Sawer. Sebelum dibangun Suspension Bridge, para pengunjung harus memutar dengan jalan/track yang lumayan menantang.
Pemandangan dari atas jembatan gantung sangat memukau. Hamparan pepohonan benar-benar membuat segar mata. Sesekali tampak terlihat lutung tengah bergelantungan. Tapi tenang..mereka nggak berani mendekati manusia. 240 meter pun menjadi tidak terasa..asal jangan lihat ke bawah, ya! Haha..
Curug Sawer
Dari Suspension Bridge kami masih harus menuruni beberapa anak tangga lagi sebelum sampai di Curug Sawer. Suara gemuruh air makin lama makin terdengar. Mengundang selera banget! Haha..
Sampai di sana, anak-anak langsung heboh! Tak sabar untuk nyebur. Okey.. Mamak pun mengeluarkan baju kotor semalam untuk mereka pakai basah-basahan. Ngirit baju..wkwkwk.
![]() |
Main air di sungai..seruuu! |
Airnya super duingin dan suegaar. Tapi tak menyurutkan niat anak-anak untuk berenang. Hepi banget deh, mereka. Tetap saja nggak boleh lama-lama, karena masih ada spot lain yang akan kami kunjungi. Jadi usai berenang dan foto-foto, kami kembali menapaki anak tangga menuju jembatan dan gerbang utama untuk memulai perjalanan menuju Situ Gunung.
![]() |
Siap nanjak lagi.. |
Tapi sebelumnya kami menyantap "welcome drink" yang disediakan pihak pengelola. Ada tiga pilihan: bandrek, kopi, dan teh. Disanding dengan potongan pisang rebus. Hmm, nikmat! Perut kenyang, perjalanan dilanjutkan. Eh, sebekumnya foto-foto dulu..karena memang disediakan juga spot foto kece di situ.
![]() |
Pose doeloe :p |
Situ Gunung
Dari gerbang utama kami kembali berjalan kaki. Jalanannya sudah dicor dan menanjak. Kalau cape, bisa naik ojek. Tapi mamak sayang duit. Haha.. Lagipula anak-anak masih kuat. okeh, kita jalan kaki saja.
![]() |
How i love nature.. |
Setelah jalanan yang dicor habis kami berbelok ke kanan. Di sini jalanan menurun. Danau cantik itu sudah terlihat. Makin didekati makin cantik. Magis banget.
Perpaduan hening air dan jajaran pohon Damar yang berdiri anggun, benar-benar merasuki jiwa. Rasanya seperti melihat sisi lain dari Keagungan Tuhan. Speechless!
Di pinggir danau enak sekali untuk piknik sambil gelar tikar sambil santai atau goler-goler. Bisa juga menaiki rakit keliling danau. Tentu saja kami tak mau melewatkan kesempatan ini. Dengan membayar 15K per orang kami menikmati perjalanan dengan rakit. Yeay!
![]() |
Anak milenial harus tahu dan mencoba naik rakit. |
Setelah puas foto-foto (teuteup..) kami melanjutkan perjalalan kembali ke Villa Cemara. Lumayan juga, total tracking menjajaki semua spot sekitar 6 km. Lumayan banget untuk olahraga. Tapi yang lebih penting, anak-anak belajar mengenal alam. Kalau sudah kenal, akan timbul rasa sayang..kalau sayang pasti timbul keinginan untuk melindungi. Seperti, tidak membuang sampah sembarangan dan tidak merusak alam atau fasilitas yang tersedia. Karena alam Indonesia adalah milik kita..sebuah warisan yang harus dijaga.
Sampai di Villa kami bersiap-siap untuk pulang. Packing, mandi-mandi kemudian makan siang. tak lupa berpamitan dan berfoto dengan Tante Tuti (Oom sedang istirahat soalnya).
![]() |
Bersama tante Tuti yang super ramah. |
Liburan singkat yang sangat berkesan. Kami pasti akan kembali...one day..
Sudah di-bookmark untuk pilihan libuaran keluarga. :D
BalasHapusYeaay!! Berkabar ya, Mba Dina, kalau sudah di Situ Gunung. Thanx, Mba..
Hapus