Kamis, 06 Juli 2017

Memanen Berry

Ini salah satu naskah dongeng favoritku. Pendek, hanya satu halaman di Majalah Bobo. Tapiii risetnya gak sependek itu. Begitulah, di balik kesederhanaan sebuah karya selalu ada kerja keras di baliknya *bijak-mode-on ^ ^
***



Memanen Berry

Musim panas tiba, waktunya memanenberry. Semua jenis berry akan berbuah serentak. Ladang berry menjadi berwarna dengan adanya strawberry, raspberry, blackberry, blueberry, cranberry, redberry, mulberry, bilberry, huckleberry dan elderberry.
“Aku tidak sabar menunggu datangnya besok. Buah berry apa yang akan aku petik?” ujar kurcaci Topsy.
“Aku akan memetik blueberry. Aku mau membuat kue tart dengan selai blueberry, pasti lezat,” sahut kurcaci Lipsy sambil memegang perutnya.
“Sudah lama aku tidak memakan kue pai raspberry, jadi besok aku akan memetik raspberry.” Kurcaci Belsy tak mau kalah.
Kurcaci Topsy masih memikirkanjenis buah berry apa yang akan dia petik besok. Setiap kurcaci ditugaskan untuk memetik satu jenis buah berry, karena waktu memetik yang hanya sehari. Dari tujuh keranjang penuh berisi buahberry, mereka boleh membawa pulang satu keranjang. Sisanya akan disimpan di dapur utama sebagai persediaan selama satu tahun bagi para kurcaci.
**
Denting lonceng berbunyi. Para kurcaci langsung memasuki ladang berry. Kurcaci Lipsy memetik blueberry dengan cekatan. Kurcaci Belsy bahkan telah mengumpulkan setengah keranjang raspberry.
“Aku bingung mau memetik apa, semua buah berry aku suka.” Kurcaci Topsy belum juga memetik.
“Cepat tentukan! Nanti kita dapat berbagi hasil panen kita,” sahut Kurcaci Popsy, tangannya terus bergerak memetik bilberry.
Ah, benar juga! Kurcaci Topsy memutuskan untuk memetik strawberry. Tapi belum juga keranjangnya penuh, dia sudah mengeluh. “Aduh, pinggangku sakit. Sebentar berjongkok, berdiri dan menunduk bergantian. Lebih baik aku memetik berry yang pohonnya tinggi.”
Kurcaci Topsy berlari menuju pohon mulberry. Baru sebentar saja, lagi-lagi dia mengeluh. “Lelah sekali berpindah dari dahan yang satu ke dahan yang lain sambil memegang keranjang. Aku turun saja.”
Kurcaci Topsy ganti memetik elderberry. ‘Aku tidak perlu memanjat,’ pikirnya. Semak belukar elderberry sangat lebat setinggi enam meter. Bisa ditebak, Kurcaci Topsy kembali mengeluh, “Uh, memetik elderberry ternyata sulit juga, yang lain saja!”
Sementara kurcaci Topsy baru mulai memetik cranberry, kurcaci Lipsy sudah berhasil memetik tujuh keranjang blueberry. Begitu juga dengan kurcaci Belsy, telapak tangannya sampai kemerahan karena raspberry.
Lonceng kembali berdenting, waktu memetik pun usai. Para kurcaci bertepuk tangan. Kurcaci Topsy hanya mendapat tiga keranjang cranberry. Selain waktunya habis, beberapa kurcaci lain sudah  duluan memetiknya. Dia pun pulang dengan tangan hampa.”Sudah lelah, tapi aku tidak mendapat apa-apa,” keluh kurcaci Topsy.

Kalau menurut kalian, apa yang salah dari kurcaci Topsy, ya?(Vin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar