Kamis, 06 Juli 2017

Ayam Jahe

Huah..sudah lama sekali saya tidak menulis di blog. Bahkan cara masuk ke akun sendiri pun sampai lupa. ckckck..

Kali ini mau kembali posting naskah yang dimuat di Majalah. Ini naskah untuk rubrik 'Percikan' di majalah remaja 'GADIS'.. Dimuat di bulan Agustus 2016, setahun yang lalu. haha..

Saya ingat waktu itu saya baru bangun dari tidur siang, cek fb dan ada notif masuk. Nama saya dimensyen oleh mba Hairi Yanti, captionnya, "Mba Vina mau Ayam Jahe?". Saya yang masih setengah sadar bingung. Ayam Jahe adalah judul naskah percikan, tapi ini yang memberi tahu adalah ratunya Bobo (sudah banyak karnya mba Yanti di Bobo), masa sih saya kirim ke Bobo. Duh! Error pokoknya!
Kurang yakin juga karena naskah ini sudah lamaaaa sekali dikirimnya. Nyaris gak berani berharap. Akhirnya saya nanya, "Ini dimuat di Bobo, mba?". Mba Yanti jawab, "GADIS."
Whoaa. Langsung loncat-loncat seneng saya. Udahannya mikir, ya masa kirim ke GADIS terus dimuat di BOBO. Linglung...
***


AYAM JAHE

“Emm, enak banget, Sis! Kamu kok pintar membuat kue, sih? Belajar dari Ibumu, ya?” tanya Mala penasaran.
Siska mengangguk senang.
“Wah, ibumu sudah jago masak makanan berat, jago bikin kue juga. Bakat Ibumu nurun ke kamu tuh, Sis.” Mala kembali mencomot sepotong brownies.
Siska hanya tersenyum lalu menggigit brownies buatannya. Mala tidak tahu jika dia tidak bisa memasak menu utama. Ingin sih, belajar. Tapi dulu waktu Siska mengupas bawang merah, matanya berair terus-terusan dan pedih. Belum lagi dengan mengupas kunyit yang meninggalkan bekas kekuningan dan sulit hilang. Sekali-kalinya membantu Ibu menggoreng ikan, malah kecipratan minyak. Karena itu, Siska malas memasak hidangan utama. Lebih enak membuat kue, aman dari cidera. Pikirnya.
**
“Siska, hari minggu begini coba kamu bantuin Ibu memasak di dapur,” sahut Ayah tiba-tiba.
“Ayah, Siska kan sudah cukup mahir membuat aneka kue. Segala jenis kue basah seperti brownies, cheese cake sampai red velvet, Siska bisa. Kue kering, apalagi! Sudah cukup donk, Yah,” jawab Siska santai.
“Memang, Ayah akui kue buatan kamu uenaaakkk!” Ayah mengacungkan jempolnya. “Tapi paling tidak kamu bisa memasak lauk yang sederhana. Sop misalnya atau Ayam Jahe.”
“Oh, kalau itu mah gampang, Siska sudah bisa,” sahut Siska sesumbar.
“Serius kamu? Kebetulan tenggorokan Ayah sedikit gatal. Jadi hari ini Siska masakin Ayam Jahe buat Ayah, ya,” pinta Ayah senang.
Siska mengangguk. Ada Ibu, aku bisa tanya-tanya nantinya. Pikir Siska.
Tiba-tiba Ibu tergopoh-gopoh menghampiri Ayah.
“Ayah, Ibu pergi sebentar membesuk Bu Rini, barusan dapat kabar beliau kecelakaan Maaf, Ibu belum sempat memasak, nanti Ayah goreng telur saja, ya,” ucap Ibu.
“Tenang saja, Bu. Barusan Siska menyanggupi untuk memasakkan ayam jahe untuk Ayah. Bahan-bahannya ada semua, kan, Bu?” jawab Ayah.
“Kebetulan Ayam ada di kulkas, kalau bumbu dapur, sih, selalu komplit. Kamu yakin mau memasak, Sis?” tanya Ibu ragu.
Duh, bagaimana ini. Rutuk Siska dalam hati. Tapi gengsi ah, kalau batal. Hajar saja, masa si jago bikin kue nggak bisa masak makanan segampang Ayam Jahe.
“Yakin, Bu. Ibu tenang saja, serahkan pada chef Siska.”
**
Ayam sudah dikeluarkan dari freezer. Diambilnya baskom berisi air hangat, dimasukkan wadah ayam ke dalamnya. Beres. Sambil menunggu ayamnya lunak, siapkan bumbu dulu. Bumbu utama setiap masakan pasti bawang merah, bawang putih, garam dan merica. Karena namanya Ayam Jahe, pasti pake jahe! Tuh kan, aku bisa! Batin Siska senang.
Walauharus bolak-balik mengelap matanya dengan serbet dapur, akhirnya Siska berhasil mengiris si bawang merah. Bawang putih pun sudah digeprek dan dicacah halus. Tinggal mengiris jahe. Yang mana jahe? Duh, Siska bingung. Aha! Jahe berwarna putih dan baunya “sreng”. Tersisa dua macam bumbu dapur yang bercirikan seperti itu. Siska mengambil salah satunya.
Waktunya memasak. Bumbu-bumbu ditumis sampai harum, lalu masukkan rebusan ayam dan tambahkan garam dan merica. Tunggu sampai matang dan bumbu meresap. 
**
“Bagaimana, Yah?” 
Siska yakin Ayah akan memuji hasil masakannya. Bahan dan bumbu pas, nggak usah dicicipi juga sudah ketahuan enak.
“Ngg, kamu sudah mencobanya , Sis?” tanya Ayah
Siska menggeleng. 
“Ini apa bulat-bulat?”
“Itu merica, Yah,” jawab Siska polos.
“Ya ampun, merica yang masih bulat harus kamu haluskan dulu, Sis! Dan lagipula ini rasanya bukan Ayam Jahe, tapi Ayam Kencur.” Kamu malah memasukkan kencur, bukannya jahe!”
Olala….(selesai)

3 komentar: